Ilaika; sebuah syair menyayat hati oleh insan agung Imam Muhammad Bin Idris Bin Abbas Bin Uthman bin Syafie Bin Saib Bin Abdu Yazid Bin Hasyim Bin Abdul Mutalib Bin Abdul Manaf (Imam as-Syafie Rahimahullah). Syair ini menunjukkan kepada kita betapa tawaduknya Imam mulia ini.
Kupersembahkan (rintihan) kepada-Mu Tuhan sekalian makhluk akan harapanku
Sekalipun aku seorang yang berdosa wahai yang Maha Pemberi dan Maha Pemurah
Bilamana keras hatiku dan terasa sempit perjalananku
Kujadikan rayuan (rintihan) daripadaku sebagai jalan untuk mengharapkan keampunan-Mu
Bilamana Engkau yang memiliki keampunan menghapuskan dosa yang berterusan ini
Kurniaan-Mu dan keampunan-Mu adalah merupakan rahmat dan kemuliaan
Bukankah Engkau yang memberi aku makan serta hidayah kepadaku
Dan janganlah Engkau hapuskan kurniaan anugerah dan nikmat itu kepadaku (walaupun aku seorang yang sentiasa berdosa)
Semoga Yang memiliki ihsan mengampunkan kesalahanku
Dan menutup dosa-dosaku serta setiap perkara yang telah lalu
Sekiranya Engkau ampunkan aku, ampunkan dari kederhakaan kezaliman, penganiayaan yang tak akan terhapus di hari berhimpun kesedihan
Namun jika Engkau membalas siksa terhadapku, aku tidak akan berputus asa
Sekalipun dosa-dosaku itu memasukkan diriku ke dalam neraka
Dia adalah seorang yang fasih ketika menyebut dan mengingati Rabbnya
Dan bila dia bersama selain tuhannya di dunia ini dia membisu
Dia (Rasulullah SAW) berkata: Kekasihku, Engkaulah tempatku meminta
Cukuplah Engkau bagi yang berharap sebagai tempat bergantung dan memohon
Kupelihara kasihku yang dicemari nafsu
Dan kujaga janji kasih yang telah tercalar
Di saat kujaga aku rindu, di saat kulelap aku berharap
Mengiringi langkahku dengan penuh semangat dan berulang-ulang
Sesungguhnya dosaku adalah besar sejak dulu dan kini
Namun (ku tahu) keampunanmu yang mendatangi hamba adalah lebih agung dan lebih mulia
Kupersembahkan (rintihan) kepada-Mu Tuhan sekalian makhluk akan harapanku
Sekalipun aku seorang yang berdosa wahai yang Maha Pemberi dan Maha Pemurah
Bilamana keras hatiku dan terasa sempit perjalananku
Kujadikan rayuan (rintihan) daripadaku sebagai jalan untuk mengharapkan keampunan-Mu
Bilamana Engkau yang memiliki keampunan menghapuskan dosa yang berterusan ini
Kurniaan-Mu dan keampunan-Mu adalah merupakan rahmat dan kemuliaan
Bukankah Engkau yang memberi aku makan serta hidayah kepadaku
Dan janganlah Engkau hapuskan kurniaan anugerah dan nikmat itu kepadaku (walaupun aku seorang yang sentiasa berdosa)
Semoga Yang memiliki ihsan mengampunkan kesalahanku
Dan menutup dosa-dosaku serta setiap perkara yang telah lalu
Sekiranya Engkau ampunkan aku, ampunkan dari kederhakaan kezaliman, penganiayaan yang tak akan terhapus di hari berhimpun kesedihan
Namun jika Engkau membalas siksa terhadapku, aku tidak akan berputus asa
Sekalipun dosa-dosaku itu memasukkan diriku ke dalam neraka
Dia adalah seorang yang fasih ketika menyebut dan mengingati Rabbnya
Dan bila dia bersama selain tuhannya di dunia ini dia membisu
Dia (Rasulullah SAW) berkata: Kekasihku, Engkaulah tempatku meminta
Cukuplah Engkau bagi yang berharap sebagai tempat bergantung dan memohon
Kupelihara kasihku yang dicemari nafsu
Dan kujaga janji kasih yang telah tercalar
Di saat kujaga aku rindu, di saat kulelap aku berharap
Mengiringi langkahku dengan penuh semangat dan berulang-ulang
Sesungguhnya dosaku adalah besar sejak dulu dan kini
Namun (ku tahu) keampunanmu yang mendatangi hamba adalah lebih agung dan lebih mulia
Tiada ulasan:
Catat Ulasan